[M] [closed] what should i do to my roomate?

Location: Room of Rayne.W. & Jacob.K.
Time: 09.00 pm
OOC: only for rayne and jacob~

-----------------

"Aaahhhh~~" Rayne menegakkan badannya ketika dia masuk ke dalam ruangannya.
"Aku bersama.. err, Jacob Klysierr?"

Rayne menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena nama marga si roomate yang aneh itu.
Dia pun menoleh ke sekeliling, dan akhirnya pandangannya tertuju pada pintu masuk yang terbuka.
"Ah, seharusnya dia segera datang..."

[IN]

Jack melangkah di tengah-tengah lorong itu. Dilihatnya sebuah pintu yang terbuka, dan sepertinya itu adalah kamarnya. Sambil membawa tas berisi pakaiannya dan bersiul-siul, ia menuju pintu tersebut tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Huaah~~ Akhirnya sampai juga... nggh.. Impianku keluar dari rumah berengsek itu terwujudkan juga.." katanya sambil tersenyum ceria seperti biasa. Tanpa disadari, ada seorang laki-laki yang ada disana.

"Hn? Apa kau... Rayne.. Wordsmith?" tanya Jack tanpa basa-basi dan asal ceplos saja. Tasnya diletakan di salah satu tempat tidur pada kamar itu. Ia agak tersenyum kaku, karena cara masuknya yang bisa dibilang tidak sopan. Takut-takut ia salah kamar, memalukan.

"Ah!" Rayne melonjak agak kaget dan mundur beberapa langkah.
"O-oh... yap, aku Rayne! Kalau begitu, kamu pasti ja---jakop kliser, kan?"

katanya setengah tersenyum, berusaha memastikan spelling-nya yang payah.

ya ampun, kukira orang dengan nama seaneh itu tampangnya agak cool... ternyata... gumamnya di dalam hati.

Quote :

"O-oh... yap, aku Rayne! Kalau begitu, kamu pasti ja---jakop kliser, kan?"

Jack yang mendengar itu ingin tertawa. Lagipula ia sendiri sudah biasa di ejek, bukan? Sabarlah, nak. Jangan gigit atau nanti kau akan dimakan oleh sang Kepsek *plak*. Karena tak bisa menahan tawanya lagi, ia tertawa kecil.

"Hmph.. Ahahaha... Yang benar Jacob Klysierr.. Oke, saya juga tidak menyukai nama itu karena... sungguh sulit untuk diucapkan." Jack hanya tersenyum (seperti ava saya). Rambut pirang keemasannya itu diacak-acak sedikit. Pemuda bergelas emerald green itu segera tersenyum lalu melihat perawakan laki-laki di hadapannya. Benar-benar tinggi.

"Namamu bagus juga. Kalau kau mau, panggil saja aku Jack.. Daripada kau nanti terbelit-belit lagi? Hahaha" ucapnya dengan ringan. Ia kemudian menghempaskan diri di tempat tidurnya.

Wajah Rayne memerah karena malu, melihat reaksi Jacob yang berusaha menutupi tawanya. Dia balas tersenyum kepada anak itu. Rayne perlahan berjalan maju (tadi mundur karena kaget) mendekatinya. Dan akhirnya, dia menyadari bahwa si jack jauh lebih pendek darinya.

Rayne berusaha membuat dirinya menundukkan kepala tanpa tampak menunduk, namun tentu saja usahanya gagal.
"Ah, jack... gimana kalau kita duduk saja? K-kan err... lebih enak..."
katanya sambil duduk duluan di salah satu kasur.

Aha, sekarang teman sekamarnya ini malah memerah. Jack hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Diliriknya laki-laki itu berjalan maju mendekati dirinya yang tidur-tiduran.

Quote :

"Ah, jack... gimana kalau kita duduk saja? K-kan err... lebih enak..."

Jack yang mendengar itu langsung mengubah posisi menjadi duduk. Ia menopang dagunya dengan tangan kiri dan bersila diatas kasur. Pemuda bergelas emerald green ini mengambil bantal di kasurnya dan memeluk dengan erat.
"Memangnya, kau mau tidur juga ya?" tanya Jack dengan nada iseng.

Rayne terdiam, berusaha menghapus blush-nya. Dia bergerak mendekat ke arah jack supaya dia bisa duduk lebih nyaman.

Quote :

"Memangnya, kau mau tidur juga ya?" tanya Jack dengan nada iseng.

"hmmmh... kamu mau?" katanya sambil membalikkan badan ke arah jack. Dia berusaha membuat suaranya bernada santai dan iseng, namun pembawaannya yang berapi-api membuatnya terdengar seperti orang yang sedang benar benar menginginkan. Dia menarik badannya ke pangkal kasur dan menyandarkan dirinya pada gundukan bantal yang agak tinggi.

Ia terdiam sejenak. Poninya yang agak panjang menutupi setengah wajahnya yang menunduk, tangan kirinya menutupi wajah yang tertutup poni itu. Tertawa kecil dan dingin. Terlintas ide jahil di benaknya, dan kebetulan ada seorang 'mangsa' yang sepertinya mudah untuk diterkam.

"Hmph.. ahaha.. Kau mau melakukannya?" Jack mendekatkan wajahnya pada wajah lelaki tersebut. Dengan senyum cool-nya dan tatapan mata emerald green yang lembut mendukung ekspresi 'pura-pura manis' itu.

"Aku sih... tak segan-segan melakukannya.." katanya sambil tersenyum.

ooc: pertanyaan: yang mana yang seme, yang mana yang uke?

-------

Quote :

"Hmph.. ahaha.. Kau mau melakukannya?" Jack mendekatkan wajahnya pada wajah lelaki tersebut. Dengan senyum cool-nya dan tatapan mata emerald green yang lembut mendukung ekspresi 'pura-pura manis' itu.

Rayne terdiam sebentar, berusaha mencegah fetish-anak-manisnya meledak keluar. Dengan perlahan diapun tersenyum.

"Tadi kutanya... kamu mau?" jawabnya seraya mendekat ke arah jack. Dia menggerakkan kepalanya ke pundak jack. "Lehermu hangat... tahu tidak, kalau vampir menyukai yang seperti ini? ahaha"

Rayne meletakkan tangannya di salah satu pinggang jack sambil tersenyum nakal.

ooc: jawab: anda SEME! =))

-----

Quote :

"Tadi kutanya... kamu mau?" jawabnya seraya mendekat ke arah jack. Dia menggerakkan kepalanya ke pundak jack. "Lehermu hangat... tahu tidak, kalau vampir menyukai yang seperti ini? ahaha"

Jack merasa jantungnya berdetak lebih cepat daripada biasanya. Wajahnya agak memerah. Dilihat salah satu tangan pemuda itu ada di pinggangnya. Ia menghela napas dan mencoba menghilangkan blush-nya sesegera mungkin.

"A-aku sih.. mau saja..." katanya dengan pelan. Tiba-tiba ia merasa kepala laki-laki itu ada di pundaknya. Hatinya makin berdebar-debar, bukannya ia seseorang yang abnormal atau apa. Namun, mungkin ini adalah kebiasaan buruknya. Ataukah jangan-jangan...

"Ha-hangat? Mu..mungkin..a-ahaha.." merasa aura ke-seme-annya kalah, mau tak mau pemuda bergelas emerald green ini menjadi uke dihadapan Rayne. Ia membalas senyuman Rayne dengan senyuman childish miliknya.

Rayne tersenyum setengah giggling melihat Jack yang mulai salah tingkah. Dia makin mendekatkan kepalanya di pundak jack... tepatnya, mulutnya di leher jack.

"Hnnh..." gumamnya sambil mengelus pinggangnya.
"hangat, kok! setiap inchi di badanmu..."
katanya dengan mata yang sedikit ditutup.

ah... senyumannya manis sekali... sudah kuduga, anak ini tipeku! pikirnya dalam hati. Pelan-pelan dia tersenyum.

Jack merasa agak geli setelah menyadari kalau mulut Rayne tepat di lehernya yang kecil itu. Debaran jantungnya makin hebat, wajahnya makin memerah.

Quote :

"Hnnh..." gumamnya sambil mengelus pinggangnya.
"hangat, kok! setiap inchi di badanmu..." katanya dengan mata yang sedikit ditutup.

Pinggangnya yang dielus-elus seperti itu membuat ketidak-tahanan Jack makin menjadi-jadi. Wajahnya semakin memerah, keringat mulai mengucur disekitar lehernya. Ia segera memeluk Rayne agar kegelian itu berkurang/

"Ahn.. ka-kau membuatku...geli.." desahnya pelan. Ia memasang wajah lugu dan senyum childishnya seperti biasa.

Quote :

"Ahn.. ka-kau membuatku...geli.." desahnya pelan. Ia memasang wajah lugu dan senyum childishnya seperti biasa.

"bukankah itu geli yang bagus?" kata Rayne tersenyum. Dia berusaha membalas pelukan Jack, namun fetish-anak-manisnya sudah tidak bisa ditahan lagi.

Perasaan Rayne berubah menjadi liar. Dia mendorong Jack ke kasur dan mencium bibirnya... menyentuhkan bibirnya ke dagu Jack.
"Jack..." gumamnya.

Tiba-tiba ia di dorong ke kasur dandicium oleh Rayne. Jack yang kaget mendapat balasan itu seketika memerah. Rayne menempelkan bibirnya pada dagu Jack, sedangkan pemuda ini hanya terengah-engah.

"y-yah?" jawabnya sambil tersenggal-senggal.

"Yap!"
Rayne mengembangkan senyum liciknya.
"Jack, kamu manis, ya..."

Rayne menunduk, menggerakkan kepalanya sedikit demi sedikit. Dia mulai menciumi leher jack, dengan tangannya yang perlahan memegang kancing paling atas. Pelan pelan dia membukanya, mengelus dadanya, membuka kancing selanjutnya.

Ia memerah, tiba-tiba kancing bajunya dilepaskan oleh Rayne. Jack berdebar hebat, tak tahan kegelian itu. Ditatapnya Rayne yang mengelus-elus dadanya. Kepalanya mendangah keatas agar Rayne bisa leluasa.

"ngghh... Ra-rayne....ah...." desahnya.

"Ffff, kamu penurut, jack..."
ucap Rayne sambil membuka kancing terakhir, dan melepas baju jack. Mulutnya mulai berkelana ke dada jack dengan lembut dan pelan. Sementarai itu, tangannya memegang tangan jack, meletakkannya di dada Rayne. Isyarat bahwa dia meminta jack untuk membukakan bajunya.

Pemuda bergelas emerald green ini hanya dapat mengikuti perkataan lelaki di hadapannya. Kalian pasti juga berpikir, mengapa seorang pemuda berani-beraninya berbuat hal seperti ini dengan seseorang yang juga berkelamin sama yaitu laki-laki? Ini benar-benar hubungan tidak wajar, namun itulah takdir.

Jack makin merasa geli saat pemuda didepannya menjelajahi bagian dadanya. Ia menundukkan kepala sehingga wajahnya sedikit tertutup poni, memerah drastis. Yang dapat dilakukan olehnya hanyalah mendesah dan menuruti perintah.

"Ngaah...ge-geli...ahn..~"

Dilihatnya salah satu tangannya ada di dada Rayne. Mungkin adalah sebuah perintah untuk membukakan baju Rayne. Dengan tangan mungilnya, Jack membukakan kancing baju satu persatu.

Rayne tersenyum melihat jack membuka kancing bajunya. Dia menaikkan posisi kepalanya, memberikan jack ciuman yang hangat, sementara tangannya bermain di celana jack.

"ssst... diam..." katanya setelah dia melepaskan bibirnya dan tangannya.

Dia bangkit, berdiri di atas lututnya, melepaskan baju yang kancingnya sudah lepas duluan itu. Dihempaskannya baju itu kebawah kasurnya.
"Sekarang, satu penghalang lagi hilang..." katanya sambil menarik celana jack.

Jack hanya bisa pasrah. Ia sendiri tak sanggup melakukannya. Hampir saja ia berteriak karena tangan Rayne tiba-tiba masuk ke celananya. Entah apa yang dilakukan oleh Rayne. Pemuda bergelas emerald green ini memerah dan berkeringat. Ia hanya menganggukkan kepalanya, berusaha mengambil napas sejenak.

Dilihat pemuda itu sudah melepas pakaian yang ia kenakan. Kini ia segera melepas celana yang digunakan Jack. Tanp komando lagi, Jack membuka resleting dan ikat pinggangnya agar Rayne bisa membukanya dengan mudah.

"Hnnhh..." Rayne tersenyum lagi, melepas celana jack. Mulutnya mulai menjelajah ke dada jack (lagi).
Dengan gerakan yang lembut, menuju ke perutnya.... pinggangnya... dan sampailah pada kotak pandora milik jack.

Rayne membuka mulutnya, memasukkannya kedalam mulutnya perlahan, memberikan sensasi pada jack.

Tak ada waktu untuk mengelak. Pemuda bergelas emerald green ini makin memerah dan jantungnya berdegup kencang. Ia hanya bisa meratapi kelakuan Rayne. Melihat dirinya sudah tak memakai apa-apa, Jack jadi tambah memerah. Baru disadari kalau seluruh bagian tengah telah dijelajahi. Yang tersisa hanya satu, yaitu 'benda terlarang' miliknya. Ia tak habis pikir kalau lelaki itu akan berbuat sesuatu.

Saat ia melihat pada 'benda'-nya itu, ia hampir shock ketika Rayne sedang memasukannya kedalam mulutnya untuk memberi sensasi kepada pemuda ini. Jack tentu saja merasa amat tidak tahan dan kemungkinan besar ia bisa orgasme dalam waktu singkat. Tak tahan dengan hal itu, ia mengadah keatas dan menahan rasa geli yang dialaminya. Sayup-sayup, desahannya makin terdengar kembali.

"ngaaah....aahn....ra-ray..ne...aahn..." desahnya.