[M][CLOSED] In The Night

Location : Kelas 2 IPA
Time : 20.00 aka 08.00 PM!
OOC : Closed, hanya untuk Arisu dan Octavia.

---

Di pagi hari, Royaume Academy memang tidak terlihat menyeramkan sedikitpun. Namun, di malam hari seperti saat ini, sekolah elite dengan model ini terlihat seperti sebuah rumah hantu tak berpenghuni. Tapi mau tak mau, suka tak suka, gadis ini harus turut menemani temannya yang telah meninggalkan sebuah buku catatan di kelas mereka. Dengan jaket tipis berwarna putih, Arisu menggandeng tangan Octavia yang turut berjalan dibelakang. Bola matanya berputar ke segala penjuru lorong sekolah. Benar-benar menyeramkan.

Ruangan Kelas mereka lumayan jauh, karena terletak di lantai 2. Sedangkan mereka di lantai 1. Tangan Arisu yang dingin dan pucat itu terus menggandeng Octavia.

"Ne, O-chan.. Barang apa sih yang kau tinggalkan?" Arisu terus menggandeng tanpa menoleh pada Octavia yang ada dibelakangnya.

Quote :

"Ne, O-chan.. Barang apa sih yang kau tinggalkan?"

"O-chan? =w=a...Y-yah.... aku ketinggalan buku Biologiku sementara besok ada tugas. haah...gomen ne Arisu. Jadi merepotkan seperti ini." Jawab Octavia sambil mengelus kepalanya

Sudah jam 8 malam. Seharusnya mereka tidak boleh ada di daerah sekolah saat ini. Tapi apa boleh buat. Tugasnya memang harus diselesaikan kalau tidak ia akan dihukum lari lapangan 10 kali - w -a. Suasana malam di sekolah memang mengerikan tapi hal iu tidak mengganggu perhatian Octavia. Sekarang ini pikirannya hanya pada buku dan tugasnya itu.

"ah....kita sudah sampai." Octavia berhenti berjalan

"Bagaimana? kau mau bantu atau tunggu di luar saja?" Tanyanya

Quote :

"O-chan? =w=a...Y-yah.... aku ketinggalan buku Biologiku sementara besok ada tugas. haah...gomen ne Arisu. Jadi merepotkan seperti ini."

Arisu hanya tersenyum. Lagipula, demi Octavia apapun akan ia lakukan. Masih belum menoleh sedikitpun, Arisu menjawab. "Tak apa, lagipula aku ini kan kekasihmu.. Masa segitu teganya meninggalkan kekasih sendiri harus dihukum berlari 10 putaran? Nanti akan kubantu deh.. Kita kan satu kelas."

Setelah berjalan melewati banyak lorong, sampailah mereka disebuah kelas yang bertuliskan 2-1 IPA, kelas Arisu dan Octavia.

"Ah iya sudah sampai..." kata Arisu.
Arisu mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Octavia segera tertawa kecil.

"Menunggu diluar? Tidak.. Aku ikut membantu saja... Tak ada gunanya berdiam diri di luar kelas kan?" Arisu menjawabnya dengan begitu enteng.

Quote :

"Menunggu diluar? Tidak.. Aku ikut membantu saja... Tak ada gunanya berdiam diri di luar kelas kan?"

"Baiklah...." Octavia menyetujui saja

Ia pun membuka pintu kelasnya dan mulai mencari bukunya. Seharusnya ada di atas mejanya tapi ternyata tidak ada. Ia berpikir sejenak dan mencari di bawah laci mejanya. Untungnya ternyata ada disana.

"ah!! syukurlah adaaa~ TT^TT" Ia memeluk buku itu dengan erat

Arisu segera melangkah masuk mengikuti Octavia. Tangannya dilipat didada, dan rambut silvernya tergerai panjang. Jaket tipis putihnya ia lepas dan diikat di pinggang. Dilihat jam pada kelas itu, sudah jam 8 malam. Mereka harus sesegera mungkin, atau nanti akan ketahuan oleh penjaga. Arisu segera duduk di salah satu kursi, ia kira hal ini akan berlangsung lama, namun tak disangka kalau buku itu sudah ditemukan. Benar-benar cekatan. Perlahan tapi pasti, Arisu mendekati Octavia dan memeluknya dari belakang.

"Tubuhmu hangat... Jadi nyaman..." katanya sambil tersenyum nakal.

Karena tubunya yang agak pendek dari Octavia, maka Alice hanya bisa memeluknya di bagian perut dan dada saja. Namun meski hanya itu, membuatnya nyaman.

DEG!

Jantung Octavia berdegup kencang saat Arisu tiba-tiba saja memeluknya dari belakang. Wajahnya juga menjadi memerah.

Quote :

"Tubuhmu hangat... Jadi nyaman..."

Octavia tersenyum lembut walau mungkin tak terlihat oleh Arisu yang memeluknya dari belakang. Ia menggapai salah satu tangan Arisu dan menciumnya.

"Mau kembali ke kamar? akan kubuatkan coklat panas agar kau tidak kedinginan." Ajaknya

Arisu merasa salah satu tangannya dicium oleh Octavia, diam-diam ia merasakan detakan jantung Octavia yang berdegup kencang. Arisu segera tersenyum.

Quote :

"Mau kembali ke kamar? akan kubuatkan coklat panas agar kau tidak kedinginan."

"Tak Perlu.. Lagipula.. asalkan bersamamu aku tetap merasa hangat kok..." katanya dengan nada sedikit menggoda dan nakal. Pelukan itu agak erat, tiba-tiba salah satu tangannya memegang dada Octavia dengan sengaja.

"Kau punya dada yang besar ya, O-chan..." ucapnya sedikit nakal.

Octavia kaget sekali saat Arisu tiba-tiba memegang dadanya. Octavia jadi bingung.

Quote :

"Kau punya dada yang besar ya, O-chan..."

"awawa...O///o...a-a-apa maksudmu Arisu?" Octavia memerah lagi

"L-lebih baik kalau ingin melakukanya bukannya sebaiknya di kamar? takut ada satpam yang datang..." Ujarnya khawatir

Aris hanya tertawa kecil melihat Octavia yang sekarang malah memerah saat ini. Sungguh menyenangkan bukan menggangu seorang uke manis? Apalagi saat ini adalah waktu yang pas untuk menjahili Octavia. Jadi, tak ada salahnya pula ia sedikit menggoda dan pervert.

Quote :

"awawa...O///o...a-a-apa maksudmu Arisu?" Octavia memerah lagi

"L-lebih baik kalau ingin melakukanya bukannya sebaiknya di kamar? takut ada satpam yang datang..." Ujarnya khawatir

"Hehe.. Kalau dikamar, nggak seru dong..." bisiknya di telinga Octavia dengan lembut.

"Bagaimana kalau.. dikelas?" ucapnya dengan nada yang lebih nakal. Tangannya mulai meng-grep-grep dada Octavia secara perlahan. Oh, jangan kaget saudara-saudara. Gadis ini memang seseorang yang ahli dalam menggombal dan ia tahu bagaimana cara menggoda seseorang dengan mudah dan tepat sasaran.

Quote :

"Bagaimana kalau.. dikelas?"

Octavia awalnya agak ragu. Ia takut kalau kalau ada rang yang tiba-tiba datang. Contohnya, satpam atau guru. Tapi ia akhirnya menurut saja. Seme-nya yang satu ini memang susah untuk ditolak.

"Unh...G-geli..." Ujarnya dengan nafasnya yang mulai agak memburu

Quote :

"Unh...G-geli..."

Arisu mendengar nafas yang tersenggal-senggal dari Octavia. Bukannya berhenti, ia malah makin merajalela. Gadis ini segera merebahkan Octavia di lantai, menggeser beberapa-bangku agar mereka leluasa. Di angkatnya dagu Octavia. Menggodai uke-nya adalah sebuah kebiasaan yang wajib[?].

"Kau mau tidak? Kalau tidak, aku tak memaksa.." katanya sambil tersenyum.

Quote :

"Kau mau tidak? Kalau tidak, aku tak memaksa.."

Octavia berpikir dahulu. Tapi, ia terpaksa sudah dalam posisi seperti ini. Sayang juga kalau ditolak. Lagipula jarang-jarang juga ia melakukannya di kelas (??).

"M-mau...." Katanya gugup

Ia menarik wajah Arisu dan mencium bibirnya sambil memeluknya dengan erat. Tubuh Arisu yang mungil itu membuat Octavia dengan mudah memeluknya.

Quote :

"M-mau...." Katanya gugup

Ia menarik wajah Arisu dan mencium bibirnya sambil memeluknya dengan erat. Tubuh Arisu yang mungil itu membuat Octavia dengan mudah memeluknya.

"ngh...." Arisu yang didekap erat seperti ini tak bisa memberontak. Ia balas memeluk Octavia yang berposisi dibawahnya. Perlahan, dibukanya kancing baju Octavia hingga kancing baju terakhir. Wajahnya memerah, dan ia menikmati saat-saat seperti itu.

Octavia merasa perlahan-lahan bajunya dibuka hingga akhirnya terbuka semua. Dinginnya malam membuat tubuhnya terasa dingin.

"Hatsyim!! =A="" Octavia tiba-tiba bersin

"G-gomen... dingiiin~" Rengutnya

Ia pun memeluk Arisu lebih erat dan tanpa disadari ia memendamkan wajah Arisu ke dadanya.

Arisu hanya tersenyum kecil ketika mengetahui Octavia bersin. Maklum juga, hari sedang dingin, meski bulan ini adalah musim semi. Hawa dingin mulai menyengat kulit. Tapi hal itu sama sekali tak mengubah niat gadis bergelas violet ini.

"Tak apa..tak perlu mi--" kata-katanya berhenti karena Octavia memendamkan kepalanya di dada. Arisu seketika memerah dan sedikit sesak.

Octavia merasa hangat dengan memeluk Arisu. Ia baru sadar tampaknya Arisu agak kesesakkan karena dipeluknya. Dengan segera ia melepaskannya.

"Aih...gomen...sesak ya?" Tanyanya khawatir

Arisu juga merasa hangat sesaat karena mendapat pelukan itu. Ia segera memerah dan membalas pelukan itu. Arisu mencium bibir Octavia.

"Tidak, itu menyenangkan kok.." katanya sambil tersenyum.

Octavia tersenyum senang. Pesona Arisu selalu membuatnya tidak bisa menahan hasratnya. Ia sangat menginginkan Arisu menyentuhnya. Merasakan seluruh bagian dirinya.

"Lakukan...Arisu..." Katanya pelan sambil mencium tangan Arisu lagi

Quote :

"Lakukan...Arisu..."

Arisu yang mendengar hal itu berdebar-debar. Ia menjadi bingung, apakah harus mengikuti perkataan Octavia, ataukah ia harus menghentikan saat-saat seperti ini. Namun, semua perkataan uke-nya harus ditepati. Makanya ia disebut dengan "Opportunist Seme" sejati (sepertinya).

"Err.. Iya..." ia menganggukkan kepalanya dan segera mendekatkan kepalanya dengan Octavia, menciumnya sambil membuka bra yang dipakai oleh Octavia. Mulutnya lama-lama turun ke leher, dicium dan dijilatinya kesegala bagian. Makin lama turun ke dada Octavia. Berkali-kali di cium, jilat, dan di grep-grep pelan bagian tersebut. Baginya, hal ini adalah hal yang menyenangkan (??)

-------
OOC: sumpah... ai jadi mual bacanya =))

OOC: Buahahah~ xD sabar aja~

=============================
"N-ngh...Ahn...." Octavia mulai melenguh

Esensi yang diberikan Arisu terasa begitu merangsang seluruh tubuhnya. Ia agak menggeliat-menggeliat karenanya.

Quote :

"N-ngh...Ahn...." Octavia mulai melenguh

Mendengar desahan itu membuat Arisu makin bergairah. Ciuman itu ia hentikan sejenak, lalu ia mulai mencium bibir Octavia dengan lembut dan tidak bergairah seperti yang tadi. Arisu perlahan meraba-raba tubuh Octavia perlahan. Mulutnya mulai berkelana di dada Octavia sekali lagi. Gadis bergelas violet itu tidak ingin menghentikan niatnya ini, lagipula ini adalah kesempatan yang tepat. Perlahan-lahan, ia merasa terlalu lelah untuk melakukannya. Tubuhnya terasa hangat, kepalanya pusing. Sepertinya ia terserang demam.

"Ngh..." Arisu menghentikan penjelajahan itu sejenak, memegangi kepalanya yang pusing dan hangat itu.

Octavia merasa ada yang aneh pada Arisu. Tubuhnya agak panas. Ia kemudian memegang dahinya. Agak terasa panas.

"Arisu? Kau sakit?" Tanyanya khawatir

Quote :

"Arisu? Kau sakit?"

Arisu mendengar suara yang amat ia kenal, matanya agak berkunang-kunang. Namun, dengan tangannya yang mungil Arisu menopang badannya. Menatap wajah Octavia, lalu ia mencium bibir Octavia dengan lembut.

"Aku tak apa kok..." katanya sambil memegangi pipi Octavia.

Quote :

"Aku tak apa kok..."

Walau dibilang seperti itu, Octavia tetap khawatir. Ia tidak tega melihat kekasihnya menderita seperti itu. Ia pun duduk dan memeluk Arisu.

"Apa kita kembali ke kamar? Daripada kamu sakit..." Ujarnya lembut

"hng..." Arisu merasa nyaman saat Octavia memeluknya. Rasanya ia ingin tidur di pelukan itu. Tapi ia ingin merasakan sekali lagi tubuh Octavia. Segera dibalas pelukan itu.

"Bagaimana kalau..kamu melakukan hal tadi untukku?" katanya sambil tersenyum jahil.